B
|
agaimana proses dalam
menyelamatkan siswa yang ketagihan gadget tapi mengurangi minat bacanya?. Game
Online, Update status, Online chat dengan pacar, lebih menarik menurut para
siswa didik kita dari pada membaca buku yang kita berikan.jika guru memberikan
pertanyaan ke mereka, apakah sudah dibaca buku onlinenya, jawaban yang sangat
menggelitik telinga adalah “ saya paket data menipis pak”.
Whatsapp
merupakan salah satu media chat yang sangat efektif dan murah bagi semua orang
jaman “now” untuk kegiatan chatting.
Bisakah kita memanfaatkannya secara efektif guna melaksanakan dan meningkatkan
minat baca siswa sehingga meningkatkan hasil belajarnya. Jawabannya adalah “yes you can teacher, you are best in every
way and everything” . melalui buku yang saya tawarkan ini saya berikan
solusi dari pengalaman terbaik saya dalam memaksimalkan teknologi untuk proses
pembelajaran.
Kecenderungan
anak dalam belajar saat ini, tidak dapat kita samakan dengan saat kita belajar
masa lampau. Ada gap terbesar dan perubahan revolusi yang melatarbelakangi hal
tersebut. Yang awal mula anak belajar membaca per huruf dan mengeja, mulai
berubah menjadi persuku kata hingga lebih cepat menuju
kata hingga terangkai kalimat. Kebiasaan yang awalnya membaca informasi dari
sebuah kertas bergeser kearah digital pada media elektronik book yang dapat
diakses melalui handphone.
Rasa
puas dalam mengajar adalah impian utama seorang guru, mereka akan puas saat
ditatap para siswanya, akan puas saat semua siswa memberikan umpan balik
positif materi yang diajarkan. Kenyamanan dalam mengajar memberikan efek
positif sendiri bagi guru yang tidak tergantikan oleh selembar uang dollar
sekalipun.
Tapi
apa daya saat yang ditatap seorang guru adalah hasil tes atau ulangan yang
buruk, rapor yang sangat banyak nilai dibawah kkm. Sudah wajib tugas guru untuk
mengetahui alas an tersebut. Salah satu penyebab utama dari banyaknya penurunan
nilai dalam pelajaran adalah tingkat membaca yang kurang, Kecanduan akan gadget
dan handphone yang menurunkan kualitas tingkat literasi siswa dalam materi
pelajaran yang diberikan para guru tersebut.
Kita
berada dalam pertengahan perjalanan revolusi perubahan teknologi yang sangat
cepat. Para generasi kita, siswa didik kita dalam meningkatkan budaya baca dan
tulis mulai beralih dari yang dulu menggunakan sabak, blackboard, whiteboard,
presentasi OHP, Presentasi LCD dan sekarang melaui media online (Blog, Moodle ,
e learning, class online, MOOC course).
Terdapat
solusi yang diberikan seperti kurikulum yang diberikan menyesuaikan seperti
peningkatan budaya literasi dan pemakaian teknologi diperlukan, buku digital
mulai dikerahkan pemerintah, kelas kelas online mulai diterapkan.Seperti
diceritakan sebelumnya, bagaimana proses dalam menyelamatkan siswa yang
ketagihan gadget tapi mengurangi minat bacanya?. Game Online, Update status,
Online chat dengan pacar, lebih menarik menurut para siswa didik kita dari pada
membaca buku yang kita berikan.jika guru memberikan pertanyaan ke mereka,
apakah sudah dibaca buku onlinenya, jawaban yang sangat menggelitik telinga
adalah “ saya paket data menipis pak”.
Ironis
sekali, daya literasi para siswa didik jaman “now” sangat berbeda jauh dengan
“old jaman yesterday dulu. Semua dilakukan pemerintah telah maksimal. Dan apa
yang dilakukan guru, teknik apa yang mungkin bisa mereka terapkan. Seperti
diketahui, tidak mungkin kita menyalahkan mereka ataupun menolak perubahan
teknologi. Sayapun sebagai guru, mencoba memberikan solusi yang mungkin sangat
berguna bagi para guru dalam menyampaikan materinya, tanpa disanggah atau
mungkin tidak terbaca oleh para siswa.
Whatsapp
merupakan salah satu media chat yang sangat efektif dan murah bagi semua orang
jaman “now” untuk kegiatan chatting.
Bisakah kita memanfaatkannya secara efektif guna melaksanakan dan meningkatkan
minat baca siswa sehingga meningkatkan hasil belajarnya. Jawabannya adalah “yes you can teacher, you are best in every
way and everything” . melalui artikel yang saya tawarkan ini saya berikan
solusi dari pengalaman terbaik saya dalam memaksimalkan teknologi untuk proses
pembelajaran.
Guru
jaman “now” juga sudah pasti ketagihan gadget/handphone, tapi apakah anda
sebagai seorang guru percaya jika whatsapp
merupakan media paling efektif dan murah dalam penyampaian materi kompetensi
anda. Jawabannya adalah percaya dan bias, dan seorang guru harus belajar untuk
bisa, guna mendapatkan kepuasan tersendiri dalam proses mengajarnya. Modal anda
hanya waktu dan semangat, serta sebuah laptop, modem, dan handphone anda.
Silahkan siapkan sekarang juga, ya benar sekarang.
.Menurut
Brown dan Duguid (2014) belajar adalah proses social, dan social group akan
meningkatkan suatu anggota atau siswa dalam belajar.Teknik menggunakan grup whatsapp, merupakan salah satu cara
efektif menurut saya.
Dalam
tampilan ini anda bisa crop suatu
gambar dan paste dalam Whatsapp web.
Untuk memberikan penguatan gambar, anda dapat menambahkan kata pada hasil paste
dalam gambar tersebut.Selanjutnya, menuju ke web, dan tekan CTRL+V dan
tambahkan teks, dan akhirnya akan muncul langsung gambar yang kita crop tadi.
Tolak ukur dari tulisan kita yang telah dibaca
siswa adalah tekan lama tulisan anda dan tekan logo “i” pada bagian atas whatsapp. Dari point tersebut akan
muncul siapa saja yang sudah membaca materi kita. Inilah poin dimana
keberhasilan usaha kita meningkatkan daya baca siswa telah terukur.Semakin
banyak jumlah “read by” , sekalipun
hanya langsung digeser kebawah , tetapi sudah menunjukkan keinginan mereka
dalam membaca. Pastinya pertanyaan akan muncul dan, mampu diukur bahwa minat
mereka mulai meningkat dari membaca mulai menjadi kritis. Inilah tujuan
kurikulum kita, dalam pemanfaatan teknologi sebagai media ajar yang sebenarnya.
Trik
dan tips agar pembelajaran model ini berjalan dengan baik yang pertama buat
komitmen terhadap anak agar selalu online setiap waktu yang ditentukan, dan
komitmen pribadi guru untuk share materi di waktu yang ditetapkan pula (umumnya
saat jam belajar malam).
Gambar
1. Tampilan media whatsapp dalam web (source penulis)
|
Dari
whatsapp yang akan dipakai kunci
utamanya adalah buka materi buku digital anda baik itu EPUB, PDF, atau dari search engine google. Dan yang
terpenting adalah kemampuan copy paste anda.
Langkah utama dalam solusi media WA ini adalah anda buat grup WA kecil kelas
anda berikan nama sesuai kelas (missal XAV, XTKJ, XI TKJ, dan sebagainya).
Tahap dua adalah memanfaatkan versi web dari whats app di alamat https://web.whatsapp.com/. Usahakan dibuka
dalam browser chrome, karena
mendukung html5 yang mendukung copi paste mode gambar.
Setelah
selesai dan buat grup perkelas, manfaatkan materi anda dari pdf untuk copi
text, cukup select materi yang ada dengan cara di blok dan tekan CTRL + C (atau
klik kanan kopi) kemuadian paste di WA dengan cara CTRL + V (atau klik kanan
paste).
Gambar
2. Proses Memasukkan “text” materi pada whatsapp
web
|
Maka
akan muncul tampilan pada WA siswa yang sudah terkirim, berikan tanda bintang
(contoh: *kalimat anda*) untuk
mempertebal, dan tanda underscore (_kalimat
anda_), untuk memperkuat kata atau kalimat yang anda ingin tekankan ke siswa
anda.
Gambar
3. Tampilan tulisan yang telah termuat dalam WA siswa, mode normal, bold,
atau italic
|
Sampai
teknik ini saya kira semua guru jaman “now” pasti sudah paham. Tapi lain halnya
dengan teknik kedua yang dijalankan, yakni memberikan penguatan gambar pada
materi anda. Cara yang paling efektif adalah kenali mode snipping dalam windows,
dengan cara klik icon windows dan pilih snipping
tool.
Gambar
4. Metode crop gambar dengan snipping tool
|
Gambar
5. Proses paste gambar dan penambahan
teks dalam whatsapp web
|
Maka
akan muncul dalam tampilan WA handphone siswa yang sangat menarik untuk dilihat
dan dibaca. Dari tahap ini anda sebagai pengajar sudah sukses memberikan materi
untuk dibaca.
Gambar
6. Tampilan dalam Whatsapp milik
siswa dan saat di klik gambar
tersebut (Source: Penulis)
|
Gambar
7. Tampilan siswa yang telah membaca materi dalam Whatsapp (Source: Penulis)
|
Sangat
menarik dan lebih banyak yang bisa dimanfaatkan guru jaman “now” melalui media
chat online ini. Masih banyak lagi teknik yang telah saya terapkan selain menggunakan
metode ini, dan menghasilkan kiprah positif dalam peningkatan minat baca siswa.
Semoga bermanfaat dan menjadi passion
tersendiri bagi para guru dalam mendidik para siswa untuk menyongsong masa
depannya.
================================================================================================
0 komentar